Konflik Israel-Hamas: Bukan Perang Israel vs Palestina

HAMAS


Hamas, Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah (Arab : حركةالمقاومةالاسلامية) atau Gerakan Pertahanan Islam; adalah gerakan politik warga Palestina berhaluan Islamis; didirikan tahun 1987 di Gaza, dengan gaya perlawan yang kerasterhadap Israel.

Tahun 2006, Hamas memenangkan pemilu Parlemen Palestina; namun pemimpin Hamas kalah dalam pemilihan Presiden Palestina. Sejak Februari 2007, Hamas konflik dengan kelompok Fatah akibat kekalahan kelompok Fatah.

Kemudian, mantan PM Palestina,  Ismail Haniyeh, melakukan penyingkiran geografis dari Tepi Barat ke Gaza.

Di Gaza, Ismail Haniyeh memproklamirkan diri sebagai PM Palestina, membangun pusat pemerintah/politik Gaza, menyatu dengan markas besar Hamas, [sumber: wikipedia.org]. 


FATAH


 Fatah, Arab : فتح  artinya penaklukan, atau Harakat at-Tahrir al-Wathani al-Filasthini; disebut juga Gerakan Nasional Pembebasan Palestina; didirikantahun 1958.

Fatah merupakan salah satufaksi yang tergabung dalam Palestinian Liberation Organization, yang merupakan gabungan dari banyak partai/kelompok.

Salah satu pendirinya adalah Yasser Arafat; bahkan ia menjadi pemimpin PLO, dari tahun 1969 sampai 2004 (meninggal dunia).

Sebagai kekuatan terbesar di/dalam PLO, ada semacam konsensus, bahwa ketua Fatah menjadi Ketua/PLO.Akan tetapi, setelah kematian Yaser Arafat, Hamas yang merasa dirikuat dan dominan, tak menyetuji halt ersebut.

Muncul konflik antara Hamas Vs Fatah dalam/padatubuh PLO, [sumber: wikipedia.org].



PUSAT PEMERINTAHAN PALESTINA TERBAGI DUA : DI GAZA & DI TEPI BARAT

 

Palestina, yang seharus pusat pemerintahan ada pada Presiden Mahmoud Abbas, di Tepi Barat, telah menjadi Negara Setengah Merdeka, dengan dua kubu pusat kekuasaan.

Satu di Tepi Barat, yang berpusat pada presiden Presiden Mahmoud Abbas; lainnya ada di Gaza berpusat pada Ismail Haniyeh, yang menyatakan - mengangkat diri sendiri sebagai PM Palestina.

Secara politik dan garis perjuangan Hamas memilih cara kekerasan untuk melawan Israel.

Sebaliknya Otoritas Palestina di bawahpimpinan Presiden Mahmoud Abbas, lebih memilih jalur damai - rundingan, dengan pertimbangan adanya kebebasan aktivitassosial, pendidikan, ekonomi, budaya, ibadah, dan lain-lain pada warga Palestina di Tepi Barat.

Bagi Presiden Mahmoud Abbas, perjuangan menuju pengakuan dan berdiri sebagai Negara pada umumnya, tetap dijalankan, namun dengan upaya yang tak gunakan perang dan darah.

Walau tak menutup kemungkinan adanya gesekan-gesekan antar warga Palestina danp emerintah Israel, namun masih bisa diatasi, sehingga tak mencapai konflik atau pun kekerasan sosial.


KONDISI GAZA & TEPI BARAT


Kondisi Gaza yang dikuasai oleh Hamas,  dan kondisi Tepi Barat yg dikuasai oleh Fatah, sangat berbeda.

Sikon Gaza, dengan Hamas sebagai pemegang kontrol sosial, politik, militer, dan ekonomi; praktis, wilayahtersebut, masyarakat lebih rendah tingkat ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya dari pada di Tepi Barat.

Apalagiadablokade Israel, terhadap Gaza, membuat rakyat Palestina di Gaza mengalami kekurangan dalam banyak hal.


TINDAKAN HAMAS MERUGIKAN RAKYAT PALESTINA SECARA KESELURUHAN


Hamas lebih menyukai menempuh jalan kekerasan menghadapi Israel (apalagi mendapat sokongan senjata dari sesama teman pembenci Israel lainnya). Karena itu, Israel pun melihat Hamas sebagai virus pengganggu bisa mengancam keselamatan warganya. Dan itu memang terbukti dengan rangkaian - rentetan rocket - misil yang di terbangkandengan indah ke wilayah Israel.

Tentusaja, sebagai Negara berdaulat, Israel harus membela diri, upaya membela diri tersebut, yang kini menjadi tontonan di media TV, cetak, maupun online.

Pembalasan Israel memang bagaikan teror menakutkan di Gaza; sehingga hampir setiap hari ada jeritan dantang isa nduka serta derita.  Tangisan dan duka bukan dari keluarga dari tentara Hamas yang tewas, tetapi warga sipil.

Mereka tewas terkena terjangan mesiu yang membakar serta membawa nyawanya, karena Hamas menembak rocket - misil dari belakang rumahnya; akibatnya ketika serangan balik Israel tiba, diri merekalah, yang menjadi tameng, dantewas.

Kemana para prajurit Hamas? mereka selamat, karena bersembunyi di balik ketiak pendududuk sipil atauberlari ketempat lain.

Kini, dentuman senjata belums elesei, tangisan duka belumu sai; namun Hamas mulai terdesak, dan kini mereka pun berteriak kedunia luar, terutamnegara-negara Islam, bahwa mereka sebagai pembela (keseluruhan) Palestina, mengalamipenindasan, korban, danseterusnya.

Teriakan Hamas ini, disambut sebagai jeritan keseluruhan Palestina, sehingga banyak orang lebih suka menyebut ada perangantara Israel dan Palestina; padahal Hamas berjuang untuk diri sendiri, bukan untuk keseluruhan Palestina.

0 Comments

Follow Me On Instagram